![]() |
| Devi Puspita.(foto : istimewa) |
Sidoarjo (Wartakotadelta.online) - Borek arisan online, Devi Puspita membantah ancam anggotanya yang telat bayar akan diviralkan di media sosial (medsos), seperti yang dilontarkan oleh salah satu anggotanya, SA alias Wati, di beberapa media beberapa waktu lalu. Ia juga menempis ucapan Wati yang mengatakan adanya potongan 5 juta rupiah, kemudian dipotong lagi sisa arisan berjalan hingga habis, bagi anggota yang menjual arisannya.
"Tidak benar mas, saya tidak pernah melakukan itu," kata Devi, di Sidoarjo,(21/6).
Menurut Devi, permasalahan yang sebenarnya terjadi bukanlah terkait dengan persoalan kerugian Wati. Namun justru, Wati selaku anggota arisan online pada waktu itu tidak memiliki itikad baik untuk menunaikan kewajiban sebagai anggota arisan untuk membayar arisan tepat waktu.
"Sehingga atas hal tersebut hak anggota arisan yang lain jadi terhambat dan berpotensi tidak terpenuhi," kata Devi.
Devi menjelaskan, untuk menyelesaikan persoalan pembayaran arisan yang macet tersebut, Wati telah bersepakat dengan Devi untuk mencari solusi terbaik agar kewajiban membayar arisan bisa terpenuhi. Yakni dengan melakukan perubahan - perubahan kesepakatan atau addendum demi kelancaran terpenuhinya hak - hak para peserta anggota arisan lainnya.
"Sampai saat ini Wati tidak memiliki itikad baik sebagai anggota arisan yang berkewajiban untuk membayar arisan tepat waktu," ungkap Devi.
Sebagai Borek arisan, Devi sudah berupaya menagih secara patut. Baik secara langsung, via chat whattsapp (WA) maupun telephone ke Wati. Namun sampai saat ini belum ada itikad baik untuk penyelesaiannya. Dan segala bukti bukti mengenai segala proses yang berkaitan dengan arisan, baik kesepakatan bersama mengenai aturan dan sangsi-sangsi dengan para anggota. Dan juga bukti para penerima wisuda atau yang sudah dapat arisan, maupun perubahan kesepakatan individu anggota dengan borek atas kesepakatan bersama.
"Bukti transfer baik atas nama peserta arisan atau keluarga peserta arisan dan bukti bukti yang lain masih tersimpan dengan baik dan bisa menjadi rujukan bagi siapapun yang membutuhkannya. Khususnya data - data anggota yang tidak memiliki itikad baik, telah dapat arisan namun tidak melakukan pembayaran arisan setelahnya," terangnya.
"Bukti - bukti tersebut senyatanya dan benar adanya sehingga dapat saya pertanggung jawabkan secara hukum," sambungnya.
Ia juga menyampaikan, apabila ada anggota arisan yang merasa hak nya dirampas atau dicurangi, yang hal tersebut tidak sesuai dengan kesepakatan yang di buat besama antara dirinya sebagai borek dengan para anggota arisan, dipersilahkan menyampaikan langsung kepadanya, lantaran pintu rumahnya selalu terbuka.
"Agar tidak ada lagi sangkaan yang kemudian liar dan akhirnya menjatuhkan martabat dan harga diri saya dan keluarga," pungkasnya.(red)


