 |
| Ilustrasi gelap. (Foto : istimewa) |
DENPASAR – Pulau Dewata, jantung pariwisata Indonesia, mendadak kehilangan cahayanya pada Jumat sore (2/5/2025). Pemadaman listrik total alias blackout melanda seluruh Bali sejak pukul 16.00 WITA, mengubah lanskap surga tropis menjadi zona kelumpuhan aktivitas modern.
Hingga lebih dari 90 menit sejak kejadian, Bali masih diselimuti kegelapan. Insiden ini bukan sekadar ketidaknyamanan biasa. Denyut nadi perekonomian Bali yang kini banyak bergantung pada transaksi digital seketika terhenti.
"Restoran-restoran langsung chaos, bayar jadi masalah karena mesin EDC dan sinyal mati. Yang lagi natto juga bingung, customer kan bayarnya pakai kartu kredit, semua nggak ada sinyal," ungkap Reza, salah seorang warga mengambarkan situasi Bali ke media.
Kelumpuhan tak hanya terjadi di sektor pembayaran. Infrastruktur vital lainnya, seperti sistem lalu lintas, ikut tumbang. "Jalanan macet parah dimana-mana. Lampu merah mati semua," tambah Reza, menggambarkan bagaimana blackout dengan cepat melumpuhkan mobilitas di pulau yang padat ini.
PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Bali mengonfirmasi bahwa penyebab utama blackout ini adalah gangguan serius pada kabel laut transfer daya Jawa-Bali.
“Kabel laut transfer Jawa Bali ada gangguan, sehingga seluruh pembangkit lepas (trip). Mohon maaf atas ketidaknyamanannya, kami saat ini fokus pemulihan di sistem dahulu sebelum penormalan beban,” demikian bunyi pernyataan resmi PLN yang diterima redaksi, Jumat (2/5/2025).
Hingga berita ini diturunkan, belum ada kepastian kapan listrik akan kembali normal. Insiden ini menjadi pengingat keras tentang vitalnya pasokan listrik yang stabil dan andal bagi keberlangsungan pariwisata dan ekonomi modern di Pulau Dewata.
.jpg "Peringati Hardiknas, Bupati Sidoarjo Subandi Beri Penghargaan untuk Guru dan Siswa Berprestasi")
