• Jelajahi

    Copyright © WARTA - KOTA DELTA
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    DON'T MISS
    Loading...

    Latest Post

    Gaji dan Kompensasi Terhadap Retensi Karyawan Generasi Y

    WKD
    1 Des 2021, 16.31 WIB Last Updated 2021-12-01T09:31:24Z

     

    Oleh : Agus setia budi, Mahasiswa prodi Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Malang

     


    Dalam dunia kerja suatu Perusahaan terus mencari prospek kerja dan mempertahankan karyawan yang berkualitas tinggi karena tanpa tenaga kerja yang berbakat dan termotivasi, perusahaan akan kesulitan mencapai keberhasilan. Sebagaimana ditunjukkan oleh Departemen Statistik Malaysia, angkatan kerja generasi Y saat ini telah mencapai lebih dari 50% dari total tenaga kerja, dimana persentase atau setengahnya dari tenaga kerja agregat. Pada tahun 2025, Gen Y akan membentuk 75% dari tenaga kerja global dan pemikiran milenial, serta pola pikir wirausaha akan mengubah segalanya tentang cara perusahaan dijalankan. Gen Y saat ini membentuk pintu masuk pekerjaan baru terbesar ke pasar tenaga kerja tetapi ternyata sulit mempertahankan untuk bisa bertahan menetap bekerja disuatu perusahaan dan fenomena ini telah menciptakan frustrasi bagi pengusaha dalam mempertahankan dan merekrut pekerja yang berbakat dan berkualifikasi tinggi.


    Selain itu, masalah retensi karyawan muncul sebagai tantangan manajemen sumber daya manusia yang paling kritis terhadap pasokan tenaga kerja di masa depan, sehingga pengusaha terus mencari pendekatan yang lebih baik untuk merekrut dan mempertahankan karyawan muda daripada menawarkan gaji tinggi dan manfaat dalam hal moneter. Yang mengejutkan adalah gaji tinggi tidak menjanjikan dan menjamin bahwa karyawan akan bertahan lama. Meskipun kompensasi adalah motivator utama dan instrumen motivasi Gen Y untuk melakukan pekerjaan. Namun, manfaat moneter dalam hal kompensasi saja hanya mampu menarik karyawan pada tahap awal yang merupakan tahap menarik dan memotivasi, tetapi tidak dapat mempertahankan karyawan. Pada titik tertentu, uang tidak dapat membeli loyalitas Gen Y karena pada periode tertentu mereka akan memiliki niat untuk meninggalkan perusahaan. Dengan demikian Perusahaan saat ini perlu lebih kreatif dalam menangani masalah retensi Gen Y.


    Karena itu, penting bagi organisasi dan pemimpin saat ini untuk mempelajari lebih lanjut tentang alasan di balik mengapa karyawan muda mengundurkan diri. Alasannya mungkin pekerjaan yang lebih menarik atau perubahan dalam pembentukan kembali gaya hidup, dalam hal ini mungkin di luar kendali pimpinan untuk mempertahankan karyawan tersebut. Selain itu, juga banyak karyawan meninggalkan pekerjaan mereka karena tidak puas dengan situasi saat ini yang menyebabkan mereka mengundurkan diri.


    Dalam kondisi yang seperti ini, sangat penting bagi para manajer untuk memahami kunci dalam mempertahankan Gen Y sehingga dapat memastikan kelangsungan pasokan tenaga kerja Gen Y di masa depan. Maka dari itu diperlukan suatu panduan dan informasi yang akan memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan karyawan Gen Y yang terampil. Panduan dan informasi tersebut diharapkan juga dapat mengatasi tingginya niat karyawan untuk berhenti bekerja. Dengan demikian, diyakini bahwa pemahaman yang tepat tentang kebutuhan Gen Y dapat membantu manajer dalam mempertahankan karyawan dengan menerapkan strategi retensi khusus yang juga akan bermanfaat bagi manajemen dalam hal pengambilan keputusan untuk mengurangi biaya turnover.







    ** Artikel ini kiriman pembaca, apabila ada pihak yang dirugikan dengan tulisan ini, itu bukan tanggungjawab Redaksi Warta - Kota Delta


    Komentar

    Tampilkan

    Terkini, baru

    "); ?&max-results=10'>+
    ?orderby=published&alt=json-in-script&callback=labelthumbs\"><\/script>");