Oleh : Agus Setia Budi, Mahasiswa Prodi Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Malang
Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang berdasarkan Al - Qur'an dan As - Sunnah menjadi salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia. Sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah banyak berperan aktif dalam diskusi dan berkontribusi dalam perdamaian di beberapa negara. Sesuai hasil Muktamar Muhammadiyah ke 47 di Makassar tahun 2015 silam, salah satu gol yang dihasilkan adalah penginternasionalan misi dari Muhammadiyah.
Penginternasionalan misi Muhammadiyah sebenarnya telah terlihat sejak 2011, dimana Muhammadiyah telah resmi terdaftar sebagai anggota ECOSOC, sebuah lembaga sosial dan ekonomi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Muhammadiyah juga memiliki pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di lebih dari 20 negara, antara lain Australia, Inggris, Amerika, Belanda, Malaysia, Mesir, Jepang dan Korea Selatan. Batasan anggota dari PCIM di luar negeri sering didominasi oleh orang Indonesia yang kebetulan tinggal di luar negeri seperti pekerja, pelajar, atau istri dan suami asing.
Arti kedua dari internasionalisasi Muhammadiyah adalah partisipasi tokoh-tokoh Muhammadiyah di berbagai organisasi atau kegiatan internasional di negara asing. Arti ketiga dari internasionalisasi Muhammadiyah adalah untuk membangun kerjasama antara kampus dan universitas Muhammadiyah di luar negeri.
Menurut Burhani, gagasan tentang internasionalisasi Muhammadiyah didorong oleh alasan globalisasi. Selain aspek positif yang ditawarkan, globalisasi menjelma menjadi suatu nilai pasar yang bebas. Namun sayangnya, berbagai pemahaman, pemikiran dan ideologi muslim hanya terbatas menjadi konsumen dari berbagai ide ini. Sehingga internasionalisasi Muhammadiyah diharapkan mampu menjadi suatu upaya agar sebagian masyarakat muslim dapat aktif berpartisipasi dalam menyebarkan ide-ide dan nilai-nilai islam di seluruh dunia.
Selain memperluas kerjasama di bidang sosial ekonomi, Muhammadiyah juga terlibat dalam bidang kemanusiaan internasional, satu diantaranya dalam pengelolaan bencana internasional. Dalam penanganganan korban bencana yang bertaraf internasional ini, membutuhkan sistem koordinasi dan komando yang baik, sehingga dibentuklah Muhammadiyah Disaster Management Center yang selanjutnya disebut sebagai MDMC.
MDMC merupakan satu-satunya Organisasi Medis Darurat dari Indonesia yang terdaftar di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Peran Wakil Ketua Muhammadiyah Pusat Penanggulangan Bencana (MDMC), Rahmawati Husein, telah diakui internasional. Beliau terpilih sebagai anggota baru dari United Nations Central Dana Tanggap Darurat (UN CERF) Pusat Penasihat Dana Tanggap Darurat, berbasis di New York, Amerika Serikat.
Muhammadiyah melalui MDMC berperan aktif dalam penanggulangan bencana dalam lingkup internasional. Misalnya, di sepuluh tahun terakhir Muhammadiyah bermain berperan aktif menjadi salah satu pengawalan pengungsi lintas negara, seperti pengungsi Rohingya di Medan sejak 2013 dan di Aceh pada 2015, juga terlibat dalam pelatihan penanggulangan bencana di Mesir, Bangkok, Singapura, dan Filipina.
Selain itu, MDMC juga mengangkat dana untuk bantuan krisis kemanusiaan di Palestina. Muhammadiyah juga mengirimkan misi bantuan kemanusiaan untuk gempa di Nepal, dan Topan Haiyan di Filipina. Tim dokter untuk gempa Nepal 2015 dengan spesifik personel yang terlibat dalam misi ini terdiri dari Dr. Indra Giri Sp.An dari Jakarta Islamic Rumah Sakit Pondok Kopi, dr. Meiky Fredianto dari RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Noor Kunto Aribowo dari RS PKU Muhammadiyah Bantul.
Selanjutnya, bantuan keuangan akan terus dimunculkan oleh Lazismu dan jaringan di seluruh Indonesia. Dilansir dari MDMC.or.id baru – baru ini tepatnya pada tanggal 28 – 30 Oktober 2021, wakil ketua MDMC PP Muhammadiyah juga melakukan kunjungan ke kantor pusat Direct Relief (DR) Amerika Serikat, dalam rangka meningkatkan kerjasama dalam bidang kedaruratan dan bencana. Pada kesempatan tersebut, Wakil ketua PP Muhammadiyah meminta Bhupi Sigh (selaku COO DR) untuk memberikan bantuan berupa portable freezer yang dikhususkan untuk membawa vaksin serta mendukung pendirian pembangunan RSPKU Muhammadiyah Palu.
Di usianya yang telah mencapai 109 tahun, Muhammadiyah diharapkan senantiasa tetap istiqomah dalam meningkatkan mutu dan mengambil peran aktif di kancah internasional dengan tetap mengemban misi kemanusiaan.
Artikel ini kiriman pembaca, apabila ada pihak yang dirugikan dengan tulisan ini, bukan tanggungjawab Redaksi Warta - Kota Delta

