Oleh : Ricco Faris Barraq - Mahasiswa Prodi Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang
Manajemen
sumber daya manusia menurut Islam adalah semua kegiatan yang mengatur sumber
daya manusia dan bertujuan untuk beribadah kepada Allah bukan untuk yang
lainnya. Dengan adanya rasa menerima amanah dari Allah maka kemampuan yang
dimiliki akan ditingkatkan dan dilakukan dalam rangka menjalankan amanah yang
diembannya. Sesuai dengan firman Allah dalam surat Ash-Shaff ayat 4.
اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الَّذِيْنَ يُقَاتِلُوْنَ
فِيْ سَبِيْلِهٖ صَفًّا كَاَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَّرْصُوْصٌ
“Sesungguhnya
Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang
teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”
Berdasarkan
surat Ash-Shaff ayat 4, Allah menjelaskan mengenai konsep-konsep manajemen
dalam berorganisasi, bekerja dalam sebuah barisan yang teratur dan kokoh, bahwa
Allah SWT menyukai mukmin yang berjuang dalam sebuah bangunan yang kokoh. Ciri
dari bangunan yang kokoh adalah seluruh komponen di dalamnya saling menguatkan
satu dengan yang lain. Pada intinya manajemen sumber daya manusia (MSDM)
menurut Islam tetap mengacu pada pencapaian kesejahteraan yang diridhoi oleh
Allah bagaimanapun caranya.
Hancurnya
ekonomi sosialis dan krisis multidimensi yang ditimbulkan oleh ekonomi
kapitalis merupakan isyarat dan peringatan Allah swt kepada manusia untuk
kembali kepada syariat-Nya. Ekonomi Islam/syariah merupakan alternatif dan
solusi terhadap masalah-masalah ekonomi yang terjadi dulu, sekarang dan masa
yang akan datang. Bahkan, Ilmuwan barat menyatakan bahwa makna spiritualitas
lebih tinggi dari agama, bagi mereka spiritualitas dalam bekerja bukanlah
agama, namun lebih pada hubungan yang dimiliki seseorang dalam bekerja dengan
kehidupan pribadi dan jiwanya, dan menyangkut sesuatu yang universal, yaitu
nilai dan makna kehidupan.
Bagi
umat Islam, pengertian spiritualitas terkait erat dengan konsep Ketuhanan yang
memiliki nilai dan makna yang justru lebih universal menjangkau dunia hingga
akhirat. Dalam Islam, manajemen berbasis spiritual adalah manajemen yang
berbasis Ketuhanan, dengan fondasi Tauhid, Syariah dan Akhlak, sehingga lebih
komprehensif dan universal dalam pengertian yang hakiki. Menurut Dr. Jaribah
bin Ahmas Al Haritsi mengemukakan tentang pengembangan kualitas sumber daya
manusia ada beberapa cara yaitu :
1.
Tazkiyah
dan Taklim
2.
Pelatihan
dan Meraih Keterampilan
3.
Makanan
4.
Kesehatan
5.
Kepedulian
Sosial
Betapa
pentingnya pengelolaan suatu organisasi dengan baik, sehingga kebaikan ataupun
keburukan pun harus memiliki pola struktur yang hasil akhirnya adalah mencapai
tujuan yang diinginkan. Adapun dalam hal ini, Islam juga mengatur aspek - aspek
dalam meningkatkan kualitas SDM, agar lebih baik yaitu :
Yang
pertama, Perencanaan tenaga kependidikan. Dalam hal ini ada dua poin penting
yang diperhatikan: pertama, planning and forcesting (perencanaan dan
peramalan), dan kedua, analyzing the jobs in the organization ( analisis
pekerjaan yang ada dalam organisasi).
Yang
Kedua, Rekrutmen, seleksi dan penempatan. Dalam hal ini rekrutmen adalah proses
pencarian calon karyawan/pelamar yang mampu untuk dipekerjakan. Tujuan utama
dari proses rekrutmen adalah mendapatkan orang yang tepat dan berkualitas untuk
menduduki suatu jabatan atau pekerjaan dalam suatu perusahaan. Allah berfirman
dalam surat Yusuf ayat 55.
قَالَ اجْعَلْنِيْ عَلٰى خَزَاۤىِٕنِ الْاَرْضِۚ اِنِّيْ
حَفِيْظٌ عَلِيْمٌ
“Jadikanlah aku bendaharawan negeri
(Mesir); karena sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, dan
berpengetahuan.”
Lalu
ada seleksi yang merupakan serangkaian langkah kegiatan yang digunakan untuk
memutuskan apakah si pelamar diterima atau tidak sesuai dengan kualifikasi yang
ada dalam uraian jabatan. Dalam tahap seleksi, penilaian terhadap kinerja calon
karyawan harus dilakukan secara adil/sama terhadap yang lainnya dan kriterianya
juga harus adil. Tujuannya adalah untuk mendapatkan karyawan yang berkualitas
dan potensial, jujur, berdisiplin, serta dapat bekerja sama, baik dengan atasan
atau bawahan maupun dengan rekan lain. Seperti firman Allah dalam surat
Al-Qashash ayat 26.
قَالَتْ اِحْدٰىهُمَا يٰٓاَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ ۖاِنَّ خَيْرَ
مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْاَمِيْنُ
“Dan salah seorang dari kedua
(perempuan) itu berkata, “Wahai ayahku! Jadikanlah dia sebagai pekerja (pada
kita), sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil sebagai pekerja
(pada kita) ialah orang yang kuat dan dapat dipercaya”
Keunggulan
fisik, intelektual, serta kejujuran adalah kriteria penting yang harus
digunakan dalam seleksi, agar sumber daya manusia terjamin penggunaannya secara
efektif dan efisien. Kemudian yang tidak kalah penting penentuan persyaratan,
penempatan harus mengacu kepada tuntutan job atau pekerjaan yang akan
dilaksanakan, serta orang orang yang ahli dan berkompetensi dalam bidangnya,
bukan pada sebaliknya. Seperti firman Allah dalam surat Q.S. Al Baqarah: 247.
وَقَالَ لَهُمْ
نَبِيُّهُمْ اِنَّ اللّٰهَ قَدْ بَعَثَ لَكُمْ طَالُوْتَ مَلِكًا ۗ قَالُوْٓا اَنّٰى
يَكُوْنُ لَهُ الْمُلْكُ عَلَيْنَا وَنَحْنُ اَحَقُّ بِالْمُلْكِ مِنْهُ وَلَمْ يُؤْتَ
سَعَةً مِّنَ الْمَالِۗ قَالَ اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰىهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهٗ بَسْطَةً
فِى الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ ۗ وَاللّٰهُ يُؤْتِيْ مُلْكَهٗ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗ وَاللّٰهُ
وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
“Dan nabi mereka berkata kepada
mereka, “Sesungguhnya Allah telah mengangkat Talut menjadi rajamu.” Mereka
menjawab, “Bagaimana Talut memperoleh kerajaan atas kami, sedangkan kami lebih
berhak atas kerajaan itu daripadanya, dan dia tidak diberi kekayaan yang
banyak?” (Nabi) menjawab, “Allah telah memilihnya (menjadi raja) kamu dan
memberikan kelebihan ilmu dan fisik.” Allah memberikan kerajaan-Nya kepada
siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui."
Yang
ketiga, Pelatihan dan Pengembangan. Pelatihan sendiri diartikan sebagai proses
melatih karyawan baru atau karyawan yang akan memperoleh penempatan baru dengan
keterampilan dasar yang diperlukannya untuk melakukan pekerjaan Allah
menjelaskan bahwa dalam melakukan pelatihan dan pengembangan terhadap tenaga
kerja, hendaklah melalui hikmah yaitu perkataan yang tegas dan benar yang bisa
membedakan antara yang hak dan yang bathil. Sebagaimana firman Allah SWT dalam
surat An-Nahl ayat 125.
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ
رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ
اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ
بِالْمُهْتَدِيْنَ
“Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka
dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa
yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat
petunjuk”
Yang
keempat, Penilaian kinerja dan kompensasi. Salah satu cara yang dapat digunakan
untuk melihat perkembangan perusahaan adalah dengan cara melihat hasil
penilaian kinerja, dan sasaran yang menjadi obyek penilaian kinerja adalah
akhlak, kecakapan, kemampuan karyawan dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau
yang dievaluasi dengan menggunakan tolak ukur tertentu secara objektif dan
dilakukan secara berkala. Allah memerintahkan bagi setiap pemimpin untuk
melakukan penilaian kinerja, dan penilaian kinerja harus dilakukan secara adil.
Seperti firman-Nya dalam surat At-Taubah ayat 105.
وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ
وَرَسُوْلُهٗ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ وَسَتُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۚ
“Bekerjalah kamu, maka Allah akan
melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu
akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Lalu
ada dengan kompensasi, kompensasi sendiri merupakan sesuatu yang diberikan
kepada tenaga kerja sebagai tukaran atas kontribusinya kepada perusahaan. Dalam
Islam, kompensasi atau kesejahteraan mendapat perhatian yang besar. Upah yang
diberikan didasarkan pada tingkat kebutuhan dan taraf kesejahteraan masyarakat
setempat. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surat AlAhqaf ayat 19.
وَلِكُلٍّ دَرَجٰتٌ مِّمَّا عَمِلُوْاۚ وَلِيُوَفِّيَهُمْ
اَعْمَالَهُمْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ
“Dan setiap orang memperoleh
tingkatan sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah
mencukupkan balasan amal perbuatan mereka dan mereka tidak dirugikan.”
Yang
kelima atau terakhir Motivasi dan produktivitas kerja. Motivasi merupakan
keadaan internal individu yang melahirkan kekuatan, kegairahan, dinamika dan
mengarahkan tingkah laku pada tujuan. Faktor yang terpenting dalam
produktivitas kerja, salah satu dengan motivasi kerja, motivasi kerja dalm
islam bukanlah untuk mengejar hidup hedonis, bukan juga untuk status, apalagi
untuk mengejar kekayaan dengan segala cara, tetapi untuk beribadah. Bekerja
mencari nafkah merupakan hal yang
istimewa dalam pandangan islam.
Disini
kita dapat melihat banyak cara dalam meningkatkan kinerja karyawan khususnya bagaimana
cara islam dalam mengembangkan dan meningkatkan Sumber Daya Manusia sesuai
dengan ajaran atau apa yang ada dalam Kitab Suci Al Qur’an, semoga kita menjadi
SDM yang unggul dan bermanfaat bagi sesama
umat. Karena Rasulullah SAW dalam
hal ini bersabda, "Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling
banyak manfaatnya bagi orang lain." (H.R. Bukhari).

