![]() |
Smelter tembaga PT Freeport Indonesia di KEK JIIPE, Gresik, Jawa Timur. (foto : istimewa) |
Jakarta - PT Freeport Indonesia (PTFI) baru saja menorehkan sejarah penting dengan meresmikan produksi perdana katoda tembaga dari smelter terbarunya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur. Smelter ini menjadi salah satu fasilitas pengolahan tembaga terbesar di dunia dengan jalur tunggal (single line), dan diprediksi akan menyerap sekitar 2.000 tenaga kerja.
Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, menyampaikan bahwa dari total 2.000 tenaga kerja, 1.200 di antaranya merupakan tenaga kontraktor, sementara 800 lainnya adalah karyawan tetap PTFI. Hal ini disampaikan Tony dalam acara peresmian yang dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo.
“Smelter ini, pada saat beroperasi penuh, akan mempekerjakan sekitar 2.000 orang, dengan 1.200 di antaranya karyawan kontraktor dan 800 karyawan langsung PT Freeport Indonesia,” ungkap Tony, pada Rabu (25/9/2024).
Lebih lanjut, Tony menambahkan bahwa selama masa konstruksi yang dimulai sejak Oktober 2021, smelter tembaga ini telah mempekerjakan hingga 40 ribu orang. Jumlah tersebut mencerminkan skala besar proyek yang menempati lahan seluas 104 hektar ini.
Smelter PTFI di Gresik memiliki kapasitas pemurnian yang luar biasa, yaitu hingga 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun. Jika digabungkan dengan smelter PT Smelting yang sudah lebih dulu beroperasi, total kapasitas pemurnian di Indonesia akan mencapai 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun. Dari jumlah tersebut, diperkirakan akan dihasilkan sekitar 1 juta ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 220 ton perak setiap tahunnya.
Proyek monumental ini menghabiskan investasi kumulatif sebesar USD 3,7 miliar atau setara Rp 58 triliun. Selain itu, smelter PTFI juga telah mendapatkan kepastian dari pembeli. PT Hailiang Group, yang juga beroperasi di JIIPE, Gresik, siap menyerap hingga 100 ribu ton katoda tembaga per tahun. Sementara itu, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berkomitmen untuk mengambil 20 ton emas yang dihasilkan dari proses pemurnian.
Dengan kehadiran smelter baru ini, Indonesia semakin memperkuat posisinya sebagai produsen tembaga, emas, dan perak kelas dunia, serta membuka peluang besar bagi perekonomian lokal dan nasional.