Sidoarjo – Suasana khidmat dan penuh kekhusyukan menyelimuti halaman dan ruangan utama Masjid Agung Sidoarjo pada Jumat (31/10/2025) pagi. Ribuan Aparatur Sipil Negara (ASN) dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo tampak memadati area masjid, mengikuti kegiatan Tabligh Akbar dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2025.
Kegiatan religius tersebut dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Sidoarjo, Hj. Mimik Idayana, yang turut hadir bersama sejumlah pejabat eselon dan tokoh ulama setempat. Acara ini menjadi puncak dari rangkaian peringatan HSN di Kabupaten Sidoarjo yang digelar sejak pertengahan Oktober lalu, dengan beragam kegiatan seperti lomba keagamaan, santunan anak yatim, hingga apel santri di alun-alun.
Tahun ini, peringatan Hari Santri Nasional mengusung tema “Santri Sehat Jiwa Raga, ASN Produktif untuk Peradaban Dunia.” Tema tersebut dipilih untuk menegaskan pentingnya keseimbangan antara kekuatan spiritual dan produktivitas dalam bekerja, terutama bagi ASN yang memegang peranan penting dalam pelayanan publik.
Dalam sambutannya di hadapan jamaah, Wabup Hj. Mimik Idayana menekankan bahwa nilai-nilai kesantrian sejatinya sangat relevan untuk diimplementasikan dalam dunia birokrasi. Menurutnya, santri dikenal memiliki karakter kuat dalam hal disiplin, ketekunan, keikhlasan, serta semangat belajar tanpa henti — nilai-nilai yang juga menjadi dasar pembentukan aparatur yang berintegritas dan profesional.
> “Tema tahun ini sangat relevan. Santri adalah simbol ketekunan belajar, kekuatan spiritual, dan kesehatan jiwa. ASN, sebagai pelayan masyarakat, juga dituntut memiliki hal yang sama,” ujar Hj. Mimik dalam sambutannya.
Beliau menegaskan, seorang ASN tidak cukup hanya sehat secara jasmani. Lebih dari itu, diperlukan pula kesehatan mental dan spiritual yang kokoh agar mampu menjalankan amanah pelayanan publik dengan baik dan berkelanjutan.
> “Jika ASN sehat jiwa dan raganya, seperti semangat yang dimiliki para santri, maka pelayanan kepada masyarakat akan lebih optimal. Produktivitas kita sebagai abdi negara akan meningkat, dan ini adalah kontribusi nyata Sidoarjo untuk membangun peradaban dunia yang lebih baik,” tegasnya disambut gemuruh takbir para peserta tabligh.
Menurut Wabup Mimik, momentum Hari Santri menjadi saat yang tepat untuk melakukan refleksi diri sekaligus pengisian spiritual bagi seluruh ASN. Ia mengajak seluruh pegawai pemerintah di Kabupaten Sidoarjo untuk meneladani perjuangan para santri dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan, sekaligus menanamkan keikhlasan dalam melayani masyarakat.
> “Melalui zikir dan doa bersama hari ini, kita perkuat komitmen untuk menjadi ASN yang tidak hanya profesional dalam bekerja, tetapi juga berakhlak mulia, meneladani semangat juang dan keikhlasan para santri,” tambahnya.
Kegiatan Tabligh Akbar tersebut juga diisi dengan tausiyah oleh KH. Ahmad Syafi’i, salah satu pengasuh pesantren ternama di Sidoarjo. Dalam ceramahnya, KH. Syafi’i menyampaikan bahwa hubungan antara santri dan ASN memiliki kesamaan nilai: keduanya sama-sama berjuang untuk kemaslahatan umat dan bangsa, meski di bidang yang berbeda.
> “Santri berjuang di pondok dengan ilmu dan doa, sementara ASN berjuang di pemerintahan dengan pelayanan dan kebijakan. Namun keduanya bertemu dalam satu niat: pengabdian kepada Allah dan bangsa,” tutur KH. Syafi’i dalam tausiyahnya yang menyentuh hati para peserta.
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa seorang ASN harus meneladani sifat-sifat santri seperti tawadhu’, jujur, dan tekun. Dengan mengamalkan nilai-nilai tersebut, ASN dapat menghadirkan birokrasi yang bersih, humanis, dan penuh semangat pelayanan.
Suasana haru menyelimuti akhir acara ketika seluruh jamaah melakukan zikir dan doa bersama, dipimpin langsung oleh para ulama dan tokoh agama. Ribuan ASN tampak menundukkan kepala, memohon keberkahan dan kekuatan agar senantiasa diberi keikhlasan dalam menjalankan amanah sebagai pelayan masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Hj. Mimik Idayana juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh ASN yang telah menjaga kekompakan dan komitmen dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik di Kabupaten Sidoarjo. Ia berharap momentum Hari Santri Nasional dapat memperkuat sinergi antara nilai-nilai pesantren dengan semangat kerja birokrasi modern.
> “Hari Santri bukan hanya milik para santri di pesantren, tetapi milik kita semua yang ingin menjaga semangat keikhlasan dan pengabdian. Dengan semangat santri, mari kita jadikan Sidoarjo semakin religius, produktif, dan berdaya saing,” tuturnya.
Acara ditutup dengan pembacaan doa bersama dan komitmen bersama ASN Sidoarjo untuk terus memperkuat integritas, kedisiplinan, serta nilai spiritual dalam bekerja. Para peserta kemudian membubarkan diri dengan penuh kebahagiaan, membawa semangat baru untuk diterapkan di tempat kerja masing-masing.
Momentum peringatan Hari Santri Nasional tahun ini menjadi pengingat bahwa nilai-nilai kesantrian — seperti keikhlasan, ketekunan, dan semangat belajar — tak hanya relevan di dunia pesantren, tetapi juga sangat penting dalam membentuk ASN yang tangguh dan berintegritas.
Melalui sinergi antara “Santri Sehat Jiwa Raga” dan “ASN Produktif”, Kabupaten Sidoarjo diharapkan dapat terus melahirkan pelayanan publik yang berlandaskan akhlak mulia, menciptakan peradaban daerah yang berkeadilan, berkelanjutan, dan membawa manfaat bagi masyarakat luas. Jh


